Minggu, 20 Januari 2008

Hati Sebagai Pengendali Kehidupan

Hati Sebagai Pengendali Kehidupan
Abu F. Firmansyah

Sekitar sebulan lagi, tepatnya 5 Juli 2004 kita akan melaksanakan pesta demokrasi II yaitu Pemilihan Presiden & Wakil Presiden secara langsung, setelah tanggal 5 April yang lalu kita melaksanakan Pemilihan Umum untuk memilih anggota legislatif.Dalam sebuah tulisannya di Harian Suara Merdeka - Awal Mei lalu, K.H.Cholil Bisri – ulama kharismatik dari Rembang yang biasa dipanggil Mbah Cholil menyatakan bahwa beliau banyak ditanya oleh kaum awam nahdhiyyin. Pertanyaannya : “Kula milih napa?” (kami memilih apa?) - ini dilontarkan sebelum 5 April, dan “Kula milih sinten?” (kami memilih siapa?) - ini disampaikan menjelang 5 Juli 2004. Kiranya kita cukup mafhum ketika dikatakan “Kula milih napa ?” artinya kami memilih partai apa pada Pemilu I dan ketika disebut “Kula milih sinten?” artinya kami memilih Capres dan Cawapres siapa / yang mana pada Pemilu II nanti.Mbah Cholil dengan sangat bijaksana menjawab : “Panjenengan taken kalih ati panjenengan piyambak-pyambak” (Kalian tanyakan pada hati nuranimu masing-masing). Mbah Cholil sengaja tidak ingin mengarahkan harus kemana dan kepada siapa, tetapi masing-masing pribadi diajak untuk dapat dan harus dapat menentukan pilihan sesuai dengan hati nuraninya masing-masing.Berbicara masalah “hati” memang sangat menarik, terutama bagi orang-orang yang mampu menghayati apa arti hidup ini yang sebenarnya.Peran hati ibarat raja terhadap para prajuritnya. Semua bekerja dan tunduk atas perintah hati. Peran hati sangat menentukan. Mau rajin atau malas, ingin baik atau ingin jahat, Akan jujur atau menyeleweng, tergantung bagaimana hatinya.Dalam Islam didapati beberapa kata yang berarti “hati”, yaitu : “Shodr (Shudur)”, sebagaimana firman Allah : “Qo la Rabbisy rohlii shodri wa yas sirlii amri, wahlul uqwdatam mil lisaani yafqohu qauli”Atau kata “Fuad” sebagaimana firman Allah :“Inna samm’a wal abshara wal fuaada kullu uulaika kaa na anhu mas ulaa”“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan dimintai pertanggung jawaban” (Q.S.Al Isra’:36)Dan Qalbu sebagaimana sabda Nabi SAW :“Ketahuilah, di dalam tubuh kita ada segumpal daging. Bila ia baik, maka baiklah seluruh tubuh, dan apabila ia rusak, maka rusaklah seluruhnya. Itulah Qalbu ( hati).Dari terminologi Qalbu ini, kita kenal ada 3 jenis qalbu, yaitu :1. Qalbun Mayyit2. Qalbun Maridh3. Qalbun Salim.Ad.1.Qalbun mayyit - Hati yang telah mati.Hati yang tidak mengenal dan tidak mau tahu tentang Tuhannya - Tidak mengenal Allah, tidak mau beribadah dan menjalankan perintah-Nya. Hati yang demikian sudah menjadi hamba syaitan, hati yang tidak akan mendapatkan hidayah Allah.Ciri-cirinya :Kehidupannya di bawah kendali nafsu amarah, tidak peduli Allah ridha apa tidak, pola pikirnya hanya kepada materi semata atau kesenangan dunia saja, buta dan tuli terhadap kebenaran dan keadilan, tidak meyakini adanya perhitungan dan pertanggung jawaban sesudah kematian.Lebih jauh dapat dipelajari dari Firman Allah dalam Q. S. Al Muthoffifin (83) : 12 – 15. Ad. 2. Qalbun maridh - Hati yang sedang sakitHati yang hidup, namun mengandung penyakit, hati yang masih memiliki potensi mahabbatullah (mencintai Allah) akan tetapi juga menyimpan bakat untuk selalu mematuhi nafsu amarah.Ciri-cirinya :Memiliki iman, keikhlasan dan sifat baik lainnya, tetapi juga memiliki rasa tamak untuk meraih kesenangan dunia semata. Meyakini adanya hari pembalasan, namun tetap saja berbuat maksiyat. Masih mencampur adukkan antara kebenaran dan kebatilan.Lebih jauh dapat dikaji dari Firman Allah dalam Q.S.Al Hajj (22) : 52 – 53.Ad.3. Qalbun salim - hati yang selamat – hati yang damai.Hati yang selamat dari nafsu yang mengajak untuk menyalahi perintah Allah, hati yang selamat dari hal-hal yang syubhat / yang meragukan, yang bertentangan dengan kebaikan, hati yang selamat dari penghambaan selain kepada Allah.Ciri-cirinya :Memiliki sifat keikhlasan yang menyeluruh dalam perilaku kehidupannya, dia hanya cinta kepada sesuatu bila Allah cinta, dan hanya benci kepada sesuatu bila hal itu dibenci Allah, perilaku kehdupannya didominasi oleh sifat atau nafsul muthmainnah / nafsu kebaikanLebih jauh dapat pada firman Allah dalam Q.S.Asy Syu’ara (26) : 87 - 89 Satu hal yang sangat antagonis, bila seseorang sakit jasmani maka makin parah sakitnya makin berupaya ia mencari obat penyembuhnya, tetapi manakala seseorang sakit rohani, semakin parah semakin ia tak menyadari sakitnya dan tidak berusaha untuk menyembuhkannya. Bahkan sakitnya dapat menjadi racun baginya.Ada empat hal yang bisa menjadi racun hati :a. Banyak bicaraBanyak bicara disini diartikan banyak bicara tanpa data, tanpa pernah mengalami dan tanpa pernah melakukan sendiri. Menyampaikan pembicaraan yang jauh menyimpang dari tuntunan agama, lebih banyak berkata yang kurang benar kalau tidak boleh dikatakan lebih banyak berbohong. Kita kenal pepatah yang menyebutkan : ”Salamatul insan fi khifdzil lisan”Keselamatan seseorang tergantung dari kepandaian menjaga lisan / tutur katanyab. Banyak makanAda ungkapan : “Sedikit makan akan melembutkan hati, menguatkan pikir, membuka diri dan melemahkan hawa nafsu serta menghilangkan sifat pemarah, sedang banyak makan akan mendatangkan kebalikannya.Saat ini banyak kita jumpai bermacam-macam penyakit, yang dulu belum pernah kita kenal penyakit sejenis itu. Menurut pakar dan ahli kedokteran, sebenarnya sumber penyakit itu lebih banyak diakibatkan oleh pola makan yang tidak terkendali. Oleh karena itu untuk memperoleh jasmani yang sehat serta ruhani yang bening, kita harus pandai mengatur pola makan kita, jangalah berlebihan. Allah berfirman : “Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan”c. Banyak memandangDi dalam memandang sesuatu hendaklah mampu kita batasi. Membiarkan pandangan lepas adalah kemaksiyatan kepada Allah, sebagaimana firman Allah :“Katakanlah kepada orang-orang yang beriman agar mereka menundukkan pandangan dan menjaga kehormatan mereka. Yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat (Q,S. An Nur : 30)Membiarkan pandangan lepas berarti memasukkan kegelapan ke dalam hati, sebaliknya menundukkan dan mengendalikan pandangan berarti memasukkan cahaya nur Ilahi. Bila hati telah bersinar, berbagai amal kebaikan akan kemudahan akan kita dapatkan.d. Berlebihan dalam bergaulDalam masalah pergaulan marilah kita klasifikasikan dalam 4 hal :1) Seperti mengkonsumsi racun. Bergaul seperti mengkonsumsi racun, artinya dalam pergaulan ini kita menuju kepada kehancuran dan kebinasaan, karena kita makan racun.2) Ibarat mengkonsumsi penyakit. Bergaul seperti ini artinya dalam pergaulan kita mencari penyakit, apakah berat atau ringan sama saja dampaknya, tetap akan mendatangkan kerugian bagi kehidupan kita.3) Bak mengkonsumsi obat. Bergaul dimana kita memerlukannya, tetapi harus pandai-pandai memanfaatkannya, sebab kelebihan obat juga bisa mendatangkan madlorot atau kerugian.4) Bagaikan mengkonsumsi makanan bergizi. Bagaikan mengkonsumsi makanan yang bergizi artinya dalam pergaulan ini kita akan selalu mendapatkan manfaat, bisa mengantarkan kita kepada kebahagian hidup di dunia dan diakhirat.Beberapa kiat yang dapat kita lakukan agar kiranya dapat membawa hati kita selalu hidup dan kian bersinar, tidak mendekati Qalbun Maridh, menjauhi Qalbun Mayyit, dan insya Allah akan selalu menuju Qalbun Salim – hati yang selamat – hati damai, yaitu :.1. Banyak berdzikir kepada Allah / DzikrullahDzikir menghilangkan kesedihan dan kegelisahan. Dzikir dapat mengusir syaitanDzikir adalah makanan pokok bagi hati dan ruh., sehingga akan mendatangkan keridhaan Allah. Dengan banyak berdzikir, terbebas dari menyakiti hati orang lain. dan lisan selalu terjaga dari kata-kata yang tidak bermakna, 2. Banyak istighfarIstighfar artinya memohon maghfirah – ampunan Allah. Betapa pentingnya istighfar ini, sampai-sampai Allah memerintahkan hamba-Nya untuk beristighfar – memohon maghfirah-Nya, sebagaimana firman Allah :Dan mintalah maghfirah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Q.S.Al Baqarah : 199)Di ayat lain difirmankan :Dan barang siapa melakukan kejahatan atau mendzalimi diri sendiri, kemudian memohon maghfirah Allah, niscaya ia dapati Allah Maha Pengampun lagi Maha penyayang (Q.S. An Nisa’ : 110)3. Banyak berdoaAllah memerintahkan kita untuk banyak berdoa dan Allah berjanji akan mengabulkannya, sebagaimana firman Allah Berdoalah kepadaku, niscaya akan Ku kabulkan (Q.S.Al Mukmin : 60)Dalam firman yang lain disebutkan :Dan jika hamba-Ku bertanya tentang Aku (Allah), sesungguhnya Aku dekat. Aku akan mengabulkan doa orang yang berdoa kepadaku (Q.S.Al Baqarah : 186)4. Banyak bersholawat kepada Rasulullah SAWRasul Muhammad SAW adalah manusia pilihan. Ini terbukti dari firman Allah yang memerintahkan kepada orang yang beriman untuk bersholawat kepada nabi-nya Muhammad SAW.Dengan banyak bersholawat kita akan banyak mendapatkan kenikmatan dari Allah, sebagaimana yang disampaikan oleh Abi Hurairah bahwa Nabi pernah bersabda :“Barang siapa bersholawat atasku sekali, maka Allah akan bersholawat atasnya sepuluh kali”.Al Iraqi menambahkan , “Bahkan bukan hanya itu saja. Dituliskan baginya sepuluh kebajikan, dihapus darinya sepuluh kejahatan dan diangkatlah ia lebih tinggi sepuluh derajat”5. Rajin QiyamullailBetapa pentingnya arti Qiyamullail, dapat kita ketahui dari firman Allah :“Hendaklah engkau gunakan sebagian waktu malam untuk bertahajjud / qiyamullail, sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhan mengangkat kamu ke tempat yang terpuji”
Rasul SAW. ketika pertama kali sampai di Madinah mengeluarkan perintah harian dengan sabdanya :
“Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berikanlah makanan, hubungkanlah silaturrahim dengan sanak kerabat, shalatlah di waktu malam (qiyamullail) di kala orang sedang nyenyak tidur, pasti kamu akan masuk sorga dengan selamat sejahtera” (H.R.Al HAKIM, IBNU MAJAH & TIRMIDZI)Marilah kita memperbanyak dzikrullah, istighfar, berdoa, bersholawat dan rajin melaksanakan tahajjud / Qiyamullail, sehingga hati kita tidak menjadi Qalbun mayyit atau jauh dari qalbun maridh tetapi bisa menjadi Qalbun Salim – Qalbu yang selalu berinar dan mampu menyinari umat yang lain, Qalbu yang damai, selamat dan mampu menyelamatkan. Amin.

Tidak ada komentar: